Gallery

Stand by Me part 7

PhotoGrid_1469281777589

Author : Numi

Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy
Rating : PG-15
Type : Chapter

Semua cerita, karakter, setting, alur dll adalah milik dari masing-masing author. Author sama sekali tidak terkait dengan pemilik, pencipta , atau produser dari media apapun. Tidak ada pelanggaran hak cipta dimaksudkan. Untuk tokoh Kim Myungsoo, Bae Suzy, dan artis lainnya, bukan milik author, tapi milik orang tua, keluarga, dan agensi mereka. Author memakai mereka hanya untuk keperluan cerita.

DON’T BE SILENT READER

Sorry for typo

Happy Reading ^^

“Sepeda itu milikku” Myungsoo yang berada di samping Yoon Hye membuka suara.

Mereka semua menoleh menatap Kim Myungsoo.

@@@

PART 7

“Mwo? Apa kau bilang? Milikmu? Kenapa kau meminjamkannya pada Bae Suzy eoh?” kata Nyonya Bae marah.

Myungsoo menaikkan alisnya. Memandang bergantian orang-orang di sekitarnya. Kenapa kini dirinya yang disalahkan?

Suzy menarik tangan ibunya. “Eomma, jangan menyalahkan Myungsoo Oppa. Dia tidak tahu apa-apa. Ini semua salahku. Aku meminjamnya tanpa izin”.

“Benarkah? Omo, omo. Mianhae. Aku tidak tahu” ucap Il Hwa sambil menggaruk rambutnya karena malu.

“Kau, Myungsoo. Apa kau tadi sedang bersama adikku? Apa yang kalian lakukan?” Byun Yo Han ingin mengetahui bagaimana kejadian yang menimpa adiknya.

“Itu, sebenarnya aku tidak sengaja bertemu dengannya di Sungai Han. Dia menaiki sepedaku tanpa sepengetahuanku. Dan hampir menabrakku. Karena menghindar dia akhirnya jatuh terpental” jelas Myungsoo.

Semua orang yang ada di sana, kecuali Myungsoo dan Suzy menganga. Kemudian menatap keduanya bergantian.

“Benarkah itu Bae Suzy?”

Suzy mengangguk-angguk “Benar, Oppa” ucap Suzy pasrah.

“Myungsoo-ssi, bisakah aku menitipkan adikku padamu” kata Yo Han yang jelas-jelas bisa didengar jika itu bukan pertanyaan tapi permintaan.

@@@

“Oppa”.

Suara Yoon Hye berhasil menyadarkan Myungsoo dari lamunannya. Dia kaget bukan main ketika dengan seenak pantat, kakak Suzy memintanya secara tidak langsung menjaga Bae Suzy. Itu hal yang di luar perkiraannya, untunglah dirinya kini dia bisa melarikan diri dari tempat itu dengan alasan ada urusan penting dari tempatnya bekerja. Padahal restauran Woohyun sampai saat ini belum selesai di perbaiki. Jika tidak karena itu, dia yakin akan terkurung di tempat terkutuk itu.

Bukan hal mustahil, tanpa segan mereka memintanya untuk menjaga Suzy di sana. Setelah mengetahui bagaimana karakter dari keluarga Suzy. Oh Tuhan, ini membuatnya frustasi memiliki tetangga seperti mereka. Entah apa lagi yang akan terjadi dengannya kelak.

“Oppa, kau melamun lagi”.

“Ah, tidak. Aku tidak melamun”. Myungsoo berusaha mengelak.
“Bohong. Sedari tadi aku mengajakmu berbicara dan kau hanya menatap dengan pandangan kosong kursi depanmu ini. Ah, aku tahu. Kau pasti sedang memikirkan perkataan kakaknya Bae Suzy kan?” Yoon Hye berusaha menggoda kakaknya. Sangat menyenangkan kini dirinya bisa menggodanya. Kapan lagi dia bisa melakukannya.

“Apa! Ya, jangan mengungkitnya lagi. Kepalaku ingin meledak sekarang. Astaga, aku lupa menghubungi Woohyun Hyung”. Kim Myungsoo mengalihkan pembicaraan dan pura-pura sibuk.

“Yeobseyo hyung”.

“Ada apa kau menghubungiku” suara Woohyun terdengar dari seberang.

“Aku akan berangkat telat nanti”.

“Apa maksudmu? Restauranku saja belum selesai di perbaiki, kenapa…”
“Dasar menyebalkan, kenapa menutupnya begitu saja” keluh Woohyun.

Myungsoo menatap sekilas adiknya yang tersenyum jahil ke arahnya. Secepat itu pula dia memotong pembicaraan Woohyun. “Ya sudah kututup”.

Yoon Hye kini tak bisa menahan tawanya. Kakaknya sungguh lucu.
“Berhentilah menertawaiku Yoon Hye-ah”.

“Oppa, perutku sakit sekali. Aku bisa mendengar semua pembicaraan kalian” terang Yoon Hye sambil terus tertawa keras.

“Ya!”

@@@

Saat itu , Suzy telah dipindahkan ke dalam salah satu ruangan yang berisi enam tempat tidur. Dia berbaring di tempat tidur pertama di sisi kanan. Di sana terdapat dua pasien lainnya yang sedang dirawat sama seperti dirinya. Tepat di depannya, seorang anak laki-laki sekitar lima belas tahunan dengan patah kaki, di sampingnya seorang wanita dewasa yang sepertinya baru saja mengalami kecelakaan jika dilihat dari perban di kepalanya.

Rusuknya yang terluka akibat jatuh dari sepeda masih terasa ngilu. Luka lainnya yaitu jahitan di dahinya. Tak jarang terasa perih yang sangat menusuk-nusuk. Membuatnya sesekali meringis kesakitan. Bau khas rumah sakit masih bisa tercium di hidungnya. Oh, ini menyebalkan. Sesungguhnya dia sangat membenci apa pun yang berhubungan dengan rumah sakit. Melihat darah saja membuatnya kepalanya pening, tubuhnya terasa limbung dan ingin pingsan saja. Bagaikan di lubang hitam yang sewaktu-waktu bisa menyedotnya dan beralih ke dunia lain.

Dia teringat lagi akan ucapan kakaknya beberapa waktu lalu. Hampir saja membuatnya kehilangan nyawa karena jantungan. Lebih berbahaya dari apa pun jika kakaknya itu mulai berbicara. Sial! Sebenarnya apa yang berbahaya dari ucapan kakaknya dibanding ular berbisa? Kalian akan mengetahuinya sebentar lagi atau bahkan sudah mengetahuinya beberapa saat yang lalu. Kalian pasti akan merasakan bagaimana itu jika saja kalian mau menjadi diriku. Sayangnya, itu terasa mustahil.

Kakak lelakinya itu seperti memiliki kepribadian ganda. Dia bisa saja menjadi seorang pendiam dan terlihat berkharisma saat berbicara. Tapi bisa saja langsung berubah menjadi seseorang yang tanpa malu mengucapkan apa saja yang terlintas di pikirannya tanpa mengetahui dampak yang ditimbulkan. Meskipun ini jarang terjadi tapi sekalinya terjadi akan menimbulkan gangguan psikis bagi yang mendengarnya. Dan dirinya kini menjadi salah satu korbannya. Atau bahkan Myungsoo telah mengalami hal yang sama.

Dia bisa melihat ekspresi terkejut yang terpancar dari wajah Myungsoo. Saat kakaknya mengatakan hal mengerikan itu. Dirinya saja sudah bersumpah tak akan mengatakan atau pun membatin kata-kata itu lagi. Sungguh menjijikan. Seolah tersadar, dia mulai berbicara.

“Oppa, apa kau tahu jika baru kali ini, aku malu sekali memiliki kakak sepertimu. Bagaimana kau bisa mengatakan hal itu padanya” Suzy terus mengungkapkan kekesalan pada kakaknya. Matanya tanpa henti menatap tajam dan mengikuti setiap pergerakan kakaknya itu.

“Aku hanya bercanda Bae Suzy”.

“Tapi saat kau mengucapkannya tadi terlihat sangat serius Oppa, aku saja sempat menahan nafas” kata Jiyeon sambil mengupas apel untuk Suzy.

“Benarkah? Aku tidak tahu” ungkap Yo Han tanpa rasa penyesalan. Dia memang tidak peka sama sekali.

“Oppa, ak..” kata-katanya tiba-tiba terhenti di udara ketika tanpa permisi Jiyeon memasukkan potongan apel ke dalam mulutnya.

“Jangan berbicara ngotot Bae Suzy, kau sedang sakit” Jiyeon menunjukkan cengiran.

“Benar apa yang dikatakan Jiyeon,” Yo Han menyetujui perkataan sepupunya “yang kutahu, orang sakit itu tidak banyak bicara, dan kenapa sekarang ini kau malah banyak bicara. Kalau sakitmu itu kambuh, kami yang akan repot.”

Bae Suzy memberengut, menguyah apelnya dengan cepat. Detik itu pula dia tersedak. Hingga apel yang tidak di pegangnya itu terbang dan jatuh di pangkuan Jiyeon.

“Minum, minum” pintanya di sela-sela batuk.

@@@

“Myungsoo-ssi” Il Hwa menyerahkan beberapa kotak makan kepada Myungsoo.

Myungsoo tentu saja terkejut bukan main ketika membuka pintu, dan tepat dihadapannya, ibu Suzy berdiri sambil menyerahkan kotak makan.

“Sa-saya, tidak bisa menerimanya lagi bibi”.

“Ayolah, aku sudah susah-susah membawa ini. Kau tega sekali membiarkanku membawanya lagi” bujuk Il Hwa.

Tanpa dipersilahkan masuk begitu saja ke dalam rumahnya dan meletakkannya di meja makan. Astaga, kelakuan ibu dan anak sama saja. Seakan-akan tak henti-hentinya mengganggu kehidupan dirinya. Dia saja sudah merasa begitu lelah dengan mereka.

“Wah, rumahmu bersih sekali. Kau memang calon menantu idaman”.

Apa! Apa! Apa yang baru saja di ucapkan Nyonya Bae itu! Dia tidak S-A-L-A-H D-E-N-G-A-R K-A-N ? Apa telinganya sedang rusak sekarang? Myungsoo menggeleng cepat.

“Betul-betul menantu idaman” ulang Il Hwa tanpa mengetahui wajah sangar Myungsoo yang kini menatapnya dari belakang.

Bagaikan tersambar petir di siang bolong, lalu mendapat hantaman pohon taoge. Ini sungguh membuatnya gila. Sepertinya dia memang benar-benar sangat salah memilih tinggal di rumah ini. Myungsoo baru tersadar ketika Il Hwa kembali berbicara sambil mendekati dirinya.

“Apa kau menyukai putriku, Bae Suzy?”

Myungsoo hanya tersenyum kecut. Tanpa menjawabnya. Kemana lagi, si adik kembarnya itu pergi. Dia, membutuhkannya untuk menyelamatkannya dari keluarga zombie ini SEKARANG JUGA!

@@@

“Kim Myungsoo, apa kau baik-baik saja? Apa yang terjadi denganmu?” tanya Hoya sambil menggulung kertas dan mendekatkannya ke mulut Myungsoo seolah-olah sedang melakukan wawancara.

“Aish. Jangan menggangguku” Myungsoo menepis kertas itu dari mulutnya.

“Ya! Kau barusan mengatkan aish padaku. Wah, kau sungguh keterlaluan” Hoya menunjukkan wajah memelas.

“Apa yang terjadi, apa yang terjadi di sini?” Dongwoon mengambil alih kertas gulung itu dari tangan Hoya, dan melakukan seperti apa yang Hoya lakukan pada Myungsoo.

“Seorang laki-laki bernama Kim Myugsoo mengatakan aish padaku. Dan itu membuatku sangat terpukul” Hoya berakting sedih di antara dua orang itu.

“Cih, menggelikan. Kau tidak bakat berakting hyung. Berhentilah menampilkan wajah seperti ini di dekatku. Kau itu sama saja dengannya Jang Dongwoo”.

Mereka terdiam, seolah merenenung dan berpikir. Lalu saling memandang dan mengangkat tangan untuk ber high five. Menampakkan wajah menyebalkan pada Myungsoo.

“Baiklah-baiklah, terserah kalian”.

“Oho, kita menang melawan laki-laki membosankan ini Dongwoon-ah” ucap Hoya sambil merangkul Dongwoo. Mengikuti Myungsoo dari belakang.

Myungsoo meletakkan tas selempang hitamnya di loker karyawan. Mengganti pakaiannya dengan pakaian seragam. Di pintu loker dia bisa melihat jika foto mantan kekasihnya masih tertempel di sana. Dia memang masih mengurungkan niat untuk membuang foto itu. Mungkin suatu saat dia bisa membuangnya. Semoga saja.

Kemudian melangkahkan kaki keluar. Dan mulai menyibukkan diri sebagai seorang barista. Setelah beberapa hari ini mengurung diri di rumah. Takut-takut jika berpapasan dengan keluarga Suzy. Itu sangat merepotkan. Untunglah ada adiknya yang bisa diandalkan untuk membelikan apa pun yang dia butuhkan.

Gelas-gelas berjajar di hadapannya untuk menunggu sajian dari racikan yang sekarang sedang dibuatnya. Keahliannya dalam bidang ini memang tak perlu di ragukan. Semua pengunjung kini bisa melihat keahliannya itu dari dekat karena Woohyun memang sengaja menempatkan tempat Myungsoo di tempat strategis untuk dapat di jadikan sebagai pertunjukkan sekaligus selang waktu menunggu makanan dihidangkan.

Dengan tampang Myungsoo yang rupawan. Tak sedikit pengunjung wanita yang mendekatinya dan tanpa segan hingga meminta nomor ponselnya. Atau yang lebih jauh lagi mengajaknya berkencan. Dia, hanya terpikat dengan satu gadis saja saat itu. Jung Soojung. Dan hingga saat ini dia tak berencana melakukan hal itu lagi. Dia memang lelaki bodoh. Yang saat itu mau saja menerima tawaran wanita yang tak dikenal hanya karena dia cantik. Sialan, itu membuatnya kembali muak sekaligus sakit hati.

Dirinya harus fokus pada pekerjaannya sekarang, jangan hanya karena wanita itu dia bersikap tidak profesional. Mungkin dia akan melakukan beberapa cara untuk bisa melupakannya. Atau kah dia harus melupakan wanita itu dengan cara mulai membuka hatinya lagi?

@@@

“Eomma, aku ingin pulang” rengek Suzy ketika melihat ibunya tiba. Beberapa hari ini kakak dan Jiyeon lah yang menjaganya. Sebenarnya hanya berselang beberapa menit ketika Myungsoo pamit, ibunya juga bergegas untuk pulang. Entah apa yang dilakukan ibunya itu di rumah. Padahal ayahnya itu mengatakan akan pulang beberapa hari lagi. Ayahnya menunda untuk pulang, karena katanya terlalu penat untuk berada di rumah. Ketiga orang di sekelilingnya termasuk dia tidak mengatakan hal ini pada Ayahnya. Mungkin setelah kepulangan Ayahnya itu mereka semua mendapat raungan harimau. Tapi semoga saja tidak.

“Apa kau gila, duduk saja kau masih kesusahan. Memangnya siapa yang akan dengan senang hati mau menggendongmu eoh?”. Bukannya mengatakan sesutau yang singkat, ibunya malah mengomelinya. Membuatnya semakin pusing.

Bae Suzy memang tidak bisa diam saja. Dia juga sudah berulang kali mengatakan pada kakak lelakinya, Jiyeon pun tak luput. Namun, yang dia terima hanya tolakan-tolakan disertai omelan-omelan tanpa henti.

Kurasa semua ini tak akan berhasil. Dia harus memikirkan cara lain untuk bisa segera keluar dari tempat ini.

“Kenapa diam saja?”

“Tidak ada yang ingin kubicarakan lagi Eomma”.

“Kau sudah sadar ternyata”.

“Sadar untuk apa Park Jiyeon”.

“Sadar jika tidak ada yang kuat untuk menggendongmu selain aku. Dan aku memang tidak akan mau dan mengizinkan kau keluar dari sini”.
Suzy mendengus mendengar ucapan kakaknya. “Jangan bicara lagi denganku Byun Yo Han-ssi” sungut Suzy dengan penuh penekanan ketika menyebut nama kakaknya.

“Ya, kau marah padaku? Baiklah jika itu maumu. Tapi jangan harap aku mau membantumu lagi. Eomma, aku dan Jiyeon pulang dulu. Besok aku akan kemari lagi”.

“Bibi, kami pamit pulang. Maaf aku besok tidak bisa menjaga Bae Suzy, beberapa hari ini toko bunga tutup. Taku-takut jika banyak pelanggan marah” kata Jiyeon.

“Baiklah. Aku tahu jika kalian sangat lelah menjaga gadis menyebalkan ini. Kalian boleh pulang. Dan kau tidak usah repot-repot mengurusi gadis ini Jiyeon-ah. Urus saja bisnismu itu”.

@@@

Langkah kaki seorang wanita yang menyusuri lorong rumah sakit terdengar cukup keras. Suasana pagi itu masih lengang. Hanya berpapasan dengan seorang perawat yang menunduk untuk menyapanya. Dia pun membalas dengan senyuman.

Melangkah dengan anggun, dengan rambut kucir kuda yang bergerak ke sana ke mari. Membuat wajahnya terekpos dengan jelas. Raut wajah lelah, jelas-jelas bisa terlihat di wajah cantiknya itu.

Dengan senyum miring, sambil memasukkan kedua tangannya di saku jas putih yang siapa pun bisa mengenali jika dirinya seorang dokter.
Dia telah sampai di tempat tujuannya. Memegang kenop dengan tangan kanannya lalu memutarnya. Mendorong pelan pintu itu.

Apa kau telah menemukan penggantiku? Aku penasaran wanita seperti apa yang bersamamu saat itu, Myungsoo Oppa. Aku tidak yakin kau sudah bisa melupakanku.

“Dokter Jung” panggil seorang dokter laki-laki yang berjalan ke arahnya.

Wanita itu menoleh, lalu kembali menutup pintu itu.

TBC

Don’t be silent reader,
Don’t be silent reader,
Don’t be silent reader,
Don’t be silent reader,
Don’t be silent reader !

20 thoughts on “Stand by Me part 7

  1. Kapan suzy dan myungsoo akan mulai saling menyukai?myungsoonya masih galau terus,,,,,,lama banget myungsoo move on nya atau jangan” malah gak akan bisa move on lagi

    Like

  2. suzy memiliki keluarga yang aneh,dan myung menganggap perkataan oppanya suzy dengan serius sedangkan oppanya suzy sendiri menganggap perkatannya itu bercanda ckckckckck

    Like

  3. waee..myung merobek hatiku krn nolak suzy
    kwkwwkwkkwk
    senduuu bgt kwkwkwkww
    myungsoo smpe alergi sm kluarga suzy.. kwkwkw lucu bgtt
    aigoo kok soojung gt sih.
    aneh bgt

    Like

  4. Myungsoo sampai sebegitu takutnya bertemu dengan keluarga Suzy… memang mereka aneh sih, tp walaupun begitu mereka orang2 yg baik 😀
    Dan apa yg akan Soojung lakukan sekarang? bukannya dia yg menolak Myungsoo, lalu kenapa dia penasaran dengan yeoja yg dekat dengan Myungsoo? semoga dia tidak mengganggu Suzy…
    Ceritanya semakin menarik, langsung baca lagi next partnya, gomawo 🙂

    Like

  5. Batu ngeh soojung itu dokteer..
    Kenapa soojung ninggalin myungsoo belum terkuaak niih..
    Myungsoo jadi uring2an gitu.. HHHahaaa lucuuu

    Like

Leave a reply to dewi wulandari Cancel reply